Tujuan Pendidikan Muhammadiyah


Perguruan / Pendidikan Muhammadiyah adalah pendidikan Islam modern yang mengintegrasikan pendidikan Agama Islam dengan kehidupan, dan antara iman dengan kemajuan secara terpadu. Dari rahim pendidikan Muhammadiyah diharapkan akan lahir generasi muslim terpelajar yang kuat iman dan kepribadiannya, sekaligus mampu dalam menghadapi dan menjawab tantangan zaman. Melalui Muktamar Muhammadiyah ke-46 (Muktamar Satu Abad Muhammadiyah) di Yogyakarta telah menetapkan adanya visi pendidikan Muhammadiyah, yaitu membentuk manusia pembelajar yang bertakwa, berakhlak mulia, berkemajuan, dan unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) sebagai perwujudan tajdid amar ma’ruf nahi munkar.

Pendidikan Muhammadiyah berasaskan Islam dan berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits. Sedikitnya ada 42 (empat puluh dua) nilai yang ditanamkan di sekolah / madrasah Muhammadiyah, seperti berfihak kepada mustadl’afin dan dlu’afa, berfikiran maju, bersahaja, bertanggung jawab, bijak, damai, dinamis, disiplin, hemat, kasih sayang, kebahagiaan, kebebasan, kebersihan, keikhlasan, kejujuran, kerjasama, kesederhanaan, keseimbangan (tasawuh/moderat), keteladanan, komitmen, kreatif, layanan, loyalitas, membaca, menghargai, nasionalisme, pembaruan (tajdid), percaya diri, persatuan, proaktif, qonaah, rendah hati, bersabar dan bersyukur, santun, sikap kritis, suka beramal soleh, teliti dan cermat, toleransi dan ulet. Semua nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam rangka mewujudkan visi pendidikan Muhammadiyah.

                Selanjutnya tujuan pendidikan Muhammadiyah adalah mewujudkan manusia muslim berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berguna bagi masyarakat dan Negara.

                Pertama, manusia muslim, berarti manusia yang seluruh hidup dan kehidupannya senantiasa dilandasi oleh nilai-nilai peribadatan kepada Allah Swt semata. Artinya seorang muslim sejati akan selalu berserah diri dan taat hanya kepada Allah Swt.

                Kedua, berakhlak mulia. Akhlak mulia dinilai dan dipandang dari sisi Yang Maha Haq dan pembuat peraturan yang sesungguhnya yaitu Allah Swt dan ukuran akhlak Nabi Muhammad saw, bukan pandangan manusia pada umumnya yang penuh dengan sifat subyektif. Oleh karena itu pelajar Muhammadiyah mestinya selalu mempelajari aturan-aturan Allah SWT dan berusaha memahami serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.

                Ketiga, cakap, yang berarti mempunyai kemampuan dalam bidangnya. Cakap juga berarti cerdas dan ampuh dalam menetukan sikap dan perbuatan yang tepat sesuai dengan tugas seorang mulsim yang berilmu pengetahuan.

                Keempat, percaya pada diri sendiri. Seseorang dikatakan memiliki kepercayaan pada diri sendiri manakala dirinya memiliki sifat-sifat positif serta mau menatap kehidupan ke depan dengan penuh rasa optimisme.

                Kelima, berguna bagi masyarakat dan bangsa. Setelah melalui proses pendidikan, peserta didik diharapkan mampu untuk mengabdikan diri dan berkontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat dan bangsa.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perguruan Muhammadiyah